Jumat, 19 Juni 2020

Tips dan Trik Membuat Resume

Resume 8 Kursus Menulis Gelombang 12
Hari/Tanggal   : Rabu, 17 Juni 2020
Waktu             : 19.00 – 21.26
Pemateri          : Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD
Tema               : Berbagi Pengalaman Menulis Resume Kuliah

 
      Seorang guru muda yang cantik, energik dan bertabur prestasi hadir di tengah-tengah peserta kursus menulis PGRI sebagai nara sumber malam ini. Ibu Theresia Sri Rahayu yang dikenal dengan sebutan Cikgu Tere adalah guru di SDN Waihibur Kab. Sumba Tengah NTT. Sosoknya menarik perhatian saya sejak bu Aam salah seorang teman kursus mengidolakanya. Hmm… makin penasaran setelah melihat parasnya. Betulkah cikgu kelahiran 13 September 1984 ini asli dari wilayah timur Indonesia tepatnya dari NTT? Saya yakin tidak sebab saya punya teman asli NTT raut mukanya tidak seperti cikgu Tere. Ternyata tebakan saya benar setelah Om Jay memposting biodatanya. Cikgu Tere ternyata lahir di Kuningan. Waah… tetangga kabupaten dong sebab Kuningan posisinya bersebelahan dengan Majalengka dimana saya tinggal sejak lahir.
Setelah melihat biodatanya ternyata cikgu Tere sebelum bertugas di NTT pernah bertugas di Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Bukan cuma sekedar bertugas namun juga menorehkan prestasi yang membanggakan sebagai Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kecamatan Padalarang (2014), Juara 2 Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Bandung Barat (2014), dan Juara 3 Lomba Guru MIPA tingkat Kecamatan Padalarang (2014). Selanjutnya prestasi demi prestasi ditorehkan lagi oleh cikgu Tere yaitu : Juara 1 Olimpiade  Guru Nasional  tingkat Provinsi NTT (2018), Finalis Lomba Olimpiade Guru Nasional tingkat Nasional (2018), Finalis Lomba Alat Peraga Matematika Sederhana tingkat Nasional (2018), Peserta Short Course ke Luar Negeri dalam Program 1000 Guru ke Luar Negeri (2019), 40 besar penerima dana hibah penelitian pada program Teaching Challenge (2019), Finalis Course on Developing Lesson Study for Primary Mathematics Teacher tingkat Internasional (2019), Guru Inti Terbaik dalam Pembekalan Guru Inti Program PKP tingkat Provinsi NTT (2019), Peserta Terbaik dalam Bimtek UKS Regional Bali, Sahabat Rumah Belajar Provinsi  NTT (2019), Finalis Lomba Mathematics Teaching Learning Model (MTLM) tingkat Internasional (2019), Resume Terbaik dari KSGN dan Pelatihan Belajar Menulis Bersama Om Jay (2020), Blogger Inspiratif dari Ikatan Guru TIK PGRI dengan Penerbit Andi Yogyakarta (2020), dan 35 selected participants of Advance Online Course SEAMEO Qitep in Mathematics (2020). Cikgu Tere masih muda usia namun bertabur prestasi yang membanggakan.
Cikgu Tere merupakan salah seorang peserta Belajar Menulis Gelombang 4. Sebelum memaparkan bagaimana  tips dan trik membuat resume yang baik beliau menceritakan pengalamannya  ketika mengikuti kuliah menulis seperti yang sedang kami ikuti sekarang. Materi pertama yang diperoleh saat itu adalah tentang Personal Branding. Semua peserta didata yang sudah memiliki blog. Tujuannya adalah agar setelah menerima materi dari narasumber, peserta membuat resume lalu dikirimkan ke email Om Jay dan diposting di blog masing-masing. Dengan demikian menurut Om Jay, kita bisa menebar banyak kebaikan melalui tulisan yang kita bagikan. Awalnya Cikgu Tere bingung bagaimana cara membuat resume. Kemudian beliau mencari informasi tentang tips dan trik mudah membuat resume. Ditambah referensi dari Om Jay yang memberikan contoh membuat resume dari salah seorang peserta pelatihan menulis dari gelombang sebelumnya. Ketika awal menulis resume, cikgu Tere mengimitasi gaya menulis resume dr beberapa orang, namun merasa kaku dan ide - ide tidak bs mengalir dgn lancar. Setelah materi berjalan beberapa kali, dan sesuai anjuran Om Jay utk melakukan blog walking, akhirnya  mulai menemukan style sendiri dalam menulis resume. Dari situlah akhirnya beliau merasa lebih percaya diri saat menulis resume.
Hal yg menjadi kebanggaan bagi cikgu Tere sebagai blogger pemula adalah ketika resume yg telah dibuat lalu diposting di blog dan dibaca oleh orang lain bahkan diberikan komentar. Kemudian menarik minatnya untuk memasang gadget statistik di laman blognya sehingga beliau bisa memantau trafik pengunjung blognya bahkan melihat banyaknya viewer yg membaca tulisannya. Sedangkan untuk resume hasil belajar menulis, jumlah viewernya bervariasi sekitar ratusan pembaca yang paling banyak sampai 720 orang.
Motivasi cikgu Tere dalam menulis ada 2 yaitu motivasi untuk berbagi / sharing dan untuk berprestasi. Menulis untuk berbagi tentunya sesuai dengan profesi kita sebagai guru. Makanya sejak awal niche blognya adalah pendidikan. Kemudian berprestasi, maksudnya ketika kita menjadi blogger ada hal positif lain yg diperoleh seperti mendapat beberapa penghargaan, bahkan ada juga bonus berupa buku dan pulsa internet. Selain itu, ternyata jejak digital kita di semua akun media sosial termasuk blog / website menjadi salah satu penilaian untuk mengetahui profil kita. Hal itu pula yang menjadi bahan pertimbangan panitia seleksi pengiriman 1000 guru ke luar negeri tahun kemarin yang diikutinya dan saya juga hehe… Cuma beda negara tujuan.
Dari beberapa resume yg sudah dibuatnya ada yg mendapat hadiah atau penghargaan yaitu : resume tercepat, resume terbaik, tulisan terbaik dan inspiratif serta yang  terakhir mendapat penghargaan sebagai blogger inspiratif dr Ikatan Guru TIK dan Penerbit Andi Yogyakarta.
Berkaitan dengan resume ini, cikgu Tere memberikan tips dan trik bikin resume sebagai berikut ini.
1. Menulis resume sesegera mungkin selagi topik itu hangat. Tujuannya agar tidak semakin banyak uraian yg terlewat.
2. Menulis resume sesuai dgn gaya menulis kita sendiri. Just be your self.
3. Tangkap point penting materi dr narasumber, modifikasi dgn kalimat sendiri (jangan asal copas materi dr chat)
4. Gunakan pengantar yg menarik sebelum masuk di isi resume (biasanya cikgu Tere menghubungkan dgn kehidupannya, misalnya topik Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor, maka diawali dengan pengantar bahwa sejak kecil beliau suka membaca buku dan ada mimpi suatu saat bisa menulis buku dan bukunya dipajang di rak buku sebuah toko buku besar)
5. Gunakan heading dan sub heading agar resume terkesan lebih rapi tatanannya. Selain itu, penggunaan heading dan sub heading akan membantu pembaca memahami struktur tulisan.
6. Tulislah resume dgn sepenuh hati. Bkn krn sekedar ingin mengerjakan tugas dr Om Jay. Ketika kita sdh menulis resume dgn sepenuh hati, maka pasti kita akan melakukan effort yg lebih dr orang lain / blogger yg lain.
-    Menentukan judul resume yg wow
-   Mencari referensi terkait topik
-  Merancang "pasar" resume kita dan melakukan strategi promosi
-  Merancang tampilan / visual resume dgn menambahkan gambar atau video di resume kita.
- Melakukan editing sederhana (PUEBI)
8.  Gunakan aplikasi atau alat - alat lain yang mendukung kita dalam menulis resume, misalnya jika ada narasumber yang memberikan materi melalui youtube, maka putar videonya di HP, sambil ketik resumenya. Atau jika ada narasumber yg menyampaikan materi melalui voice note, gunakan aplikasi voice to text untuk mengubahnya menjadi text.
9. Lakukan blog walking utk mencari informasi yg mungkin terlewat serta mencari inspirasi menulis.
            Untuk menulis yg dikatakan bermutu, tentunya kita harus terus menulis karena tulisan yg bermutu bukan produk sekali jadi. Ibaratnya butuh jam terbang juga. Dari pengalamannya, untuk mengetahui tulisan itu bermutu atau tidak, beliau coba mengirim tulisannya  ke majalah atau blog komunitas seperti kompasiana atau gurusiana karena di sana ada penilaian terhadap tulisan kita. Kemudian agar tidak minder, kita harus kembali meluruskan niat kita utk menulis yaitu untuk berbagi. Jika kita ikhlas berbagi, maka pelan - pelan perasaan minder akan hilang. Untuk menambah kepercaayan diri kita bisa menerbitkan karya mulai dari lingkup sekolah terlebih dahulu melalui majalah dinding atau blog / website sekolah.
Seorang penulis perlu memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tulisannya. Itu pula yang dilakukan cikgu Tere ketika menerima tantangan menulis buku selama seminggu walaupun dalam prosesnya mendapat penambahan waktu seminggu lagi. Beliau bekerja berpatokan pada jadwal dan target-target yang ditetapkan setiap hari. Terkait waktu dan aktivitas yang banyak menjadi tantangan tersendiri baginya. Terkadang, ada salah satu kegiatan yang harus dipending. Tapi tentunya kita harus mempunyai pertimbangan yg matang terkait hal ini. Misalnya ketika akan mengikuti 2 kegiatan lomba, maka dilihat deadlin nya lalu lihat resiko persiapannya, mana yg lebih banyak menyita waktu, mana yg harus didahulukan, dll. Hal lain yang dilakukan adalah dengan meluangkan waktu untuk berpikir sejenak tentang rangkaian kegiatan pada hari tersebut.
Di akhir sesi pertemuan cikgu Tere menyatakan bahwa menulis resume banyak manfaatnya. Menambah pengetahuan, mengikat sari - sari ilmu, dan menajamkan pola berpikir kita. Jika kita mengaktifkan diri menulis resume dgn baik dan sepenuh hati, niscaya banyak keajaiban akan terjadi. Maka, buktikanlah sendiri… Sungguh luar biasa motivasi yang telah disampaikan Cikgu Tere tersebut. Semoga kita bisa mengikuti tips dan trik yang diberikan beliau dalam membuat resume.

Senin, 15 Juni 2020

Kisah Guru Ngeblog di Blogger


Resume 7 Kursus Menulis Gelombang 12
Hari/Tanggal : Senin, 15 Juni 2020
Waktu            : 19.00 – 21.20
Pemateri        : Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Tema              : Kisah Guru Ngeblog di Blogger


       Malam ini kelas menulis kedatangan seorang guru muda sekaligus seorang penulis dan blogger yang sangat menginspirasi bernama Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Beliau seorang guru SD di Bekasi yang aktif ngeblog sejak tahun 2009. Pak Brian ini sering membantu teman-teman yang kesulitan membuat blog sebagai alat tulis utama kami di kursus ini. Motivasi pak Brian membantu teman-teman karena beliau selama ini merasa sendirian sebagai guru blogger. Dengan adanya komunitas menulis ini beliau berharap makin banyak teman-teman yang menjadi guru blogger.
           Untuk menjaga konsistensi ngeblog maka faktor yang penting adalah motivasi. Motivasi ada dua yaitu dari hasil ngeblog dan target ngeblog. Sekarang ini banyak blogger yang terjebak pada motivasi yang berorientasi pada hasil, khususnya penghasilan dari iklan. Ini motivasi yang sebaiknya dihindari, karena jika tak kunjung dapat penghasilan, kita akan mudah meninggalkan blog. Memasang iklan boleh saja tapi jangan terlalu banyak berharap. Apalagi bagi blogger yang baru membuat blog, perlu menunggu minimal 6 bulan jika ingin mendaftarkan blognya ke google adsense, itu pun tidak dijamin pasti diterima.  Google adsense akan membayar kita jika ada orang yang mengklik iklan yang ada di blog kita. Jika tidak ada yang mengklik iklan, ada perhitungan kita dibayar berdasarkan seberapa banyak iklan kita dilihat pengunjung. Tapi di awal, bayarannya kecil sekali. Masih jauh lebih mahal parkir motor (Rp 2000 hehe…) dan proses pencairannya menunggu sampai kita dapat 100 dollar. Entah harus berapa tahun itu menunggunya. Oleh karena itu pak Brian mengajak untuk meluruskan tujuan awal bergabung dengan grup menulis ini yaitu untuk mengasah kemampuan menulis hingga menerbitkan buku. Adapun blog digunakan sebagai media tempat kita menulis saja.
Kurangnya ide tulisan kerap menjadi penghambat aktivitas menulis kita, Terkadang  kita sudah berada di depan laptop dan siap menulis, tapi masih bingung mau menulis apa. Menurutnya, kita tidak perlu menunggu ide/kejadian hebat untuk bisa menulis. Beliau memiliki prinsip, hal biasa yang kita lakukan / alami bisa jadi dianggap luar biasa bagi orang lain. Maka hal yang paling mudah ditulis adalah pengalaman / aktivitas sehari-hari di rumah atau di tempat kerja. Apalagi sebagai guru, kita tentu punya banyak cerita di sekolah.
Penggunaan blog baik itu blogger ataupun wordpress tergantung blog mana yang pertama kali dikenal. Jika pertama kali blog yang dikenal adalah wordpress, maka akan mempelajari wordpress sampai terbiasa dan nyaman, sehingga menganggap wordpress lebih bagus. Begitu juga bagi yang pertama kalinya mengenal blogger seperti pak Brian. Beliau sudah terbiasa menggunakan fitur-fitur yang membuatnya betah menggunakan blogger. Sedangkan ketika menggunakan fitur yang ada di wordpress beliau masih merasa kaku dalam memahami dan menggunakannya. Oleh karena itu pak Brian lebih senang menggunakan blogger. Apalagi dari tahun ke tahun selalu ada perubahan yang baru. Memang blogger.com kerap mengubah tampilan terkait tombol-tombol / simbol-simbol pada fitur blogger yang berubah. Saat ini jika kita baru membuat blog, maka secara otomatis kita disajikan penampilan baru blogger.com. Namun ini masih tahap uji coba. Kita masih dapat mengembalikan ke tampilan lama blogger. Namun suatu saat nanti pasti tampilan baru akan menjadi permanen. Maka sebaiknya kita sedikit demi sedikit mulai membiasakan diri dengan tampilan baru blogger.com.
Produktivitasnya dalam menulis di blog dan puluhan artikel yang dimuat di berbagai media cetak telah menghasilkan buku-buku hasil karyanya yaitu “Blog untuk Guru Era 4.0”, “Aksi Literasi Guru” dan “Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari” (dalam proses penerbitan). Satu lagi buku ontologi cerita mini bersama siswa sekelas. Buku “Aksi Literasi Guru” berisi kumpulan artikel yang berasal dari blog praszetyawan.com dan blog gurusiana. Adapun yang akan terbit berjudul “Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari” berisi tentang best practice, aktivitas di sekolah, dan opini pendidikan. Tulisan-tulisan itu dibuat ketika mengikuti program tantangan menulis setiap hari yang diadakan gurusiana.
             Untuk membukukan tulisan di blog akan lebih mudah jika blog memiliki niche. Niche adalah istilah yang merujuk pada tema khusus yang digunakan pada seluruh postingan suatu blog. Contoh niche blog yaitu pendidikan, kesehatan, buku, otomotif, fashion, kuliner, travelling dan lain sebagainya. Jika niche sudah jelas maka akan memudahkan kita untuk menemukan sebuah tema / topik utama yang perlu dalam sebuah buku. Tema / topik utama akan menjadi pedoman dan esensi yang ingin disampaikan dari buku tersebut. Namun jika dalam blognya tidak memiliki niche yang jelas maka caranya dengan menentukan beberapa tema besar yang kira-kira bisa dibukukan.
            Beberapa tips dan trik disampaikan pak Brian dalam mengelola blog sebagai berikut ini. Cara agar blog kita cepat ditemukan mesin pencarian google yaitu buatlah tulisan yang masih jarang diposting oleh web/blog lain. Kemudian daftarkan blog ke google web master. Ini teknik blog yang lumayan perlu waktu untuk memahaminya. Tapi jika sudah bisa, sangat ampuh langsung memunculkan blog kita di halaman pertama google. Adapun tips agar blog kita dikunjungi orang dengan share link blog ke media sosial, bergabung dengan grup blogger, sehingga kita bisa share tulisan kita di grup itu contohnya : Warung Blogger dan membuat tulisan tips/how to yang banyak dicari orang.
            Kesulitan pak Brian dalam menulis yaitu menyelesaikan tulisan yang sudah dimulai. Banyak postingannya yang masih numpuk dalam draft blog. Cara mengatasinya dengan menentukan waktu menulis yang nyaman dan longgar sehingga bisa fokus menulis. Jangan khawatir tulisan kita akan hilang sebab tulisannya ada dalam bentuk draft.
           Di akhir pertemuan pak Brian menyatakan bahwa menulis di blog bisa menjadi modal awal untuk membuat kumpulan tulisan kita menjadi buku. Jangan sampai kesulitan dalam ngeblog membuat kita menyerah untuk menulis. Kita beruntung tergabung dengan grup ini sehingga bisa saling membantu dan mendukung. Menulislah dengan lepas tanpa beban pikiran apakah tulisan kita sudah bagus atau belum, akan banyak yang baca atau tidak. Yang penting teruslah menulis jangan takut salah…

Jumat, 12 Juni 2020

Kisah Guru Ngeblog di Wordpress


Resume 6 Gelombang 12

Hari/Tanggal   : Jum’at, 12 Juni 2020
Waktu             : 19.00 – 22.11
Pemateri          : Bapak Bambang Purwanto, S. Kom, Gr.
Tema               : Kisah Guru Ngeblog di Wordpress


       Malam ini kembali hadir narasumber istimewa yang akan menemani belajar di kelas menulis PGRI. Saya bersyukur bisa mengenal lebih dekat Bapak Bambang Purwanto, S.Kom, Gr  sosok guru inspiratif yang setiap saat muncul di WA grup kami sebagai sekretaris yang suka membagikan daftar hadir dan merekapnya. Sosok kembar ini dilahirkan di Bandung tanggal 6 April 1974. Ayah seorang anak ini dikenal dengan sebutan ayah salwa sesuai nama anaknya selain nama panggilan lainnya Abang dan Mr. Bams.
        Riwayat pekerjaan Mr. Bams yaitu sebagai : Konsultan (1992-2000), karyawan Kemfood (2001-2004), Pendongeng Keliling (2004-2008), Konsultan Pelatihan (2004-2008), dan Guru Taruna Bakti (2008-sekarang). Ternyata sebelum jadi guru, Mr. Bams pernah menjadi pendongeng keliling. Sumber mendongeng diperoleh dari buku-buku yang dibacanya. Kecintaannya terhadap literasi mendorong Mr. Bams mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) AS Lebakwangi sejak tahun 2011 dan telah menjadi taman baca mandiri sejak tahun 2012. Kiprahnya sebagai tokoh masyarakat yang mengelola TBM AS Lebakwangi mengantarkan Mr. Bams menerima penghargaan : Penerima Sabilulungan Award dari Bupati Kab. Bandung bidang Penggerak Sosial dan Budaya (2018), Juara 1 Pengelola TBM Tingkat Provinsi Jawa Barat (2014), Juara 1 Pengelola TBM Tingkat Kabupaten Bandung (2014), Juara 2 Pengelola TBM Tingkat Provinsi Jawa Barat (2013), Juara 1 Pengelola TBM Tingkat Kabupaten Bandung (2013). Selain itu, ketika sekolahnya yaitu SMP Taruna Bakti mendapatkan Juara Literasi Kategori Utama, Mr. Bams sebagai Ketua Tim Literasi mendapatkan penghargaan Penerima Anugerah Widya Pratama Kategori Penggerak Literasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung (2019). Pada tahun 2019 pula Mr. Bams mengikuti ajang Guru Inspiratif Een Sukaesih 2019 masuk 6 besar dan mendapatkan penghargaan Penerima Anugerah Guru Inspiratif dari Dinas Pendidikan Jawa Barat (2019), Penerima Anugerah Guru Inspiratif dari Gubernur Jawa Barat (2019).
          Sebagai penggerak literasi Mr. Bams dikenal juga sebagai seorang blogger. Beliau membagikan pengalaman dan berbagi ilmu tentang blog. Oleh karena itu, Mr. Bams membuka kelas membuat blog bagi pemula,  lanjutan, dan utama. Kelas Blog Pemula sudah 4 angkatan, Angkatan 5 akan mulai 13 Juni, Kelas Blog Lanjutan sudah 1 angkatan, Angkatan 2 akan mulai 18 Juni dan Kelas Blog Utama (peserta yang mintanya bebas, bisa belajar kapan saja).
        Blog sangat bermanfaat bagi kita sebagai media untuk menuliskan berbagai macam informasi dan pengetahuan, cerpen, puisi, resep masakan, gaya hidup, busana, dan lain-lain. Melalui blog kita bisa berlatih menulis sehingga terbiasa untuk menulis apa saja yang kita pikirkan, kita rasakan, dan kita lihat di sekitar kita. Semakin sering kita menulis dan semakin banyak karya tulis yang dihasilkan maka akan meningkatkan kepercayaan diri kita melalui tulisan. Tulisan yang kita buat di blog tidak saja untuk kepentingan diri kita dalam menyimpan dokumen namun juga dapat dibaca oleh orang banyak. Oleh karena itu, kadang blog dipake juga untuk ajang promosi barang atau keahlian sehingga bisa menghasilkan rupiah. Misalnya kita  pengen berjualan makanan maka dalam blog ditampilkan gambar makanannya, ada harganya dan cara pemesanan. Atau kita punya keahlian mengajarkan tari, maka kita posting tentang video tari di blog kita. Melalui blog kita promosikan dan sebarluaskan alamat blognya. Dengan demikian blog kita bisa dipakai untuk keperluan bisnis.
       Membangun blog memang  tidak mudah. Ada beberapa kendala yang sering dialami  yaitu  jaringan sedang tidak bersahabat padahal kita mau posting  dan  kadang-kadang  kehabisan ide. Jika kehabisan ide maka solusinya kita harus banyak membaca. Agar blog kita ramai dikunjungi maka kita dapat bergabung dengan komunitas menulis. Selain itu, sering memperkenalkan blog kita kepada yang lain, bisa di WA, FB, IG. Kemudia rajin berkunjung ke blog yang lain. Jika blog kita berisi informasi yang dibutuhkan orang lain maka tentu saja blog kita akan banyak dikunjungi orang lain. Bila kita seorang guru, buatlah materi dan tugas di blog kita, maka pasti banyak pengunjung ke blog kita. Kemudian tulislah tidak hanya materi dan tugas. Akan tetapi yang lainnya kita tuliskan, agar menjaring pembaca. Untuk awal silahkan tuliskan apa yang kita sukai, bila diawal kita sudah bingung biasanya tidak akan jadi. Kemudian seiring waktu, mana yang lebih konsisten tulisan-tulisan kita. Sediakan saja menu, atau tag untuk tulisan-tulisan kita. Hati-hati dengan curhat jangan sampai kelepasan, ingat blog konsumsi publik. Pintar-pintarlah memposting tulisan
         Di akhir pertemuan Mr. Bams menyampaikan bahwa sebagai guru tantangan saat ini sangat luar biasa, membiasakan menulis adalah bagian dari keterampilan yang harus diperlihatkan. Caranya dengan mengirimkan tulisan ke media cetak (koran, majalah, media online), membuat buku dan menulis diblog,. Buatlah blog yang dikelola sepenuh hati, tidak hanya memenuhi target. Akan tetapi tumbuh kembangkanlah blog, sehingga blog bisa menjadi cerminan pemiliknya. Berbagilah kebaikan dengan cara apapun, termasuk media blog. Setiap orang punya potensi yang luar biasa, maka galilah dan kembangkan. Banyak orang yang bisa akan tetapi tidak semua orang mau melakukan sesuatu. Hidup ini akan selalu bahagia, karena bahagia diciptakan setiap saat. Buatlah tulisan dengan hati agar dikenang sepanjang jaman. Hadirkan jiwa dan raga dalam tulisan itu untuk membahagiakan yang lain, maka kebahagiaan akan datang tak tertahankan. Kita bukan untuk menjadi orang hebat, akan tetapi semoga kita menjadi orang yang bermanfaat kapanpun, dimanapun dengan siapapun.


Rabu, 10 Juni 2020

Guru Agung Sang Master Teacher


Resume 5 Gelombang 12

Hari/Tanggal   : Rabu, 10 Juni 2020
Waktu              : 19.00 – 21.00
Pemateri           : Bapak Agung Pardini
Tema                : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku


Malam ini terasa istimewa sebab peserta kuliah kedatangan narasumber yang sangat inspiratif. Seorang master teacher dari lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa yang bernama Bapak Agung Pardini yang sering disebut juga Guru Agung. Pria kelahiran 28 Jumaddil Awwal 1401 H ini menjabat GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) sejak tahun 2019. Sebelum menduduki jabatan sekarang Guru Agung yang merupakan alumni S-1 Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas Negeri  Jakarta (UNJ) selama delapan tahun (2001-2008), pernah mendapat kesempatan mengajar pada belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA), Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket Non-Formal atau PKBM. Di bidang literasi Guru Agung aktif menulis artikel yang dimuat media massa seperti : ’Sekolah Berbasis Masyarakat” dimuat tanggal 17 Oktober 2009 di Jurnal Bogor,  “Mengajar Siswa Gemar Membaca”dimuat tanggal 8 Maret 2010 di  Radar Bogor, “Pendidikan dalam Alienasi Birokrasi“ dimuat tanggal 16 Mei 2013 di Koran Tempo, dan  “Transformasi Kelas Ajar” dimuat Januari 2020 di Republika. Selain artikel Guru Agung berkolaborasi  menulis 6 judul buku yaitu : “Menabung Gula untuk Pendidikan (Saving Palm Sugars for The Education)” Bersama tim Masyarakat Mandiri, “Penyulut Jiwa di Kampung Hatta” Bersama Surya Hanafi, dkk, “Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Raganya” Bersama Purwo Udiutomo, “Sekolah Ramah Hijau” Bersama Zayd Sayfullah, dkk, “Besar Janji daripada Bukti” Bersama tim, “Bagaimana ini Bagaimana itu” Bersama tim Makmal. Hampir semua buku-buku yang diterbitkan adalah antologi hasil kolaborasi dengan penulis lain.
Sejak tahun 2008 hingga sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh. Salah satu program Dompet Dhuafa adalah School of Master Teachers atau Sekolah Guru Indonesia. Saat ini program tersebut  tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng selama 3 hingga 4 bulan dengan tugas akhirnya membuat PTK. Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Terdapat beberapa kendala yakni 1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah; 2. Penggunaan komputer banyak yang belum mengenal MS Office; 3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari; 4. Ejaan yang (belum) disempurnakan. Untuk mengatasi kendala ini tersebut diadakan model pendampingan intensif. Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan. Tentu ini bukan tugas yang mudah dan butuh kesabaran dari para relawan.
Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal sehingga setiap program pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk berupa buku atau tulisan seperti : PTK, jurnal, inovasi pembelajaran baik dalam bentuk metode ataupun media dan lain sebagainya. Semua bahan tulisan bersumber dari pengalaman para guru yang bertugas hingga pelosok negeri yang mereka tuangkan dalam bentuk "Jurnal Perjalanan Guru". Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus Sekolah Guru Indonesia. Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tadi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi. Kebiasaan menulis jurnal harian ini membuat guru jadi terlatih untuk menulis. Ada sebuah kisah mengharukan terkait kebiasaan menulis ini. Seorang pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru di daerah pelosok bernama Jamilah Sampara meninggal dalam tugas. Saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada sebuah buku. Untuk mengabadikan perjuangannya akhirnya nama beliau menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik Sekolah Guru Indonesia yaitu Jamilah Sampara Award.


Namun tentu saja menulis saja tidaklah cukup sebab harus juga banyak membaca. Dengan banyak membaca maka wawasan kita bertambah sehingga kita mempunyai banyak ide-ide yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Untuk melatih kepekaan literasi mereka diadakan bedah buku rutin secara harian atau pekanan setiap apel pagi. Sedangkan untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". yakni memberi motivasi secara bergantian dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.
Untuk menyediakan buku-buku referensi para guru di daerah pelosok tersebut berasal dari donasi buku yang setiap tahun diperoleh. Walau jumlahnya terbatas namun dapat disalurkan ke beberapa daerah pelosok. Sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sudah sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang, masih banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Terbukti banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus dalam lemari sekolah. Hal itu diketahuinya jika dia datang ke sekolah dan membongkar isi lemari sekolah. Selain buku-buku yang disebar ke berbagai daerah tersebut, saat ini buku-buku Dompet Dhuafa sudah tersedia secara online. Jadi lebih mudah diakses seperti : EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020, http://etahfizh.org/ebook.⁣⁣
Di akhir kegiatan Guru Agung menyimpulkan bahwa secara pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar dan kalau mau lancar harus banyak membaca dulu. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, teman nongkrong setia dan perlunya komunitas. Menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri. Keterampilan menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti.. Semakin kita sering menulis maka terjadi akselerasi peningkatan kapasitas dan kompetensi kita. Produktivitas kita dalam menulis tentunya akan menambah rasa percaya diri kita. Maka jika kita ingin menjadi orang yang percaya diri mari kita keluar dari zona nyaman kita lalu bergeraklah untuk menuliskan setiap episode hidup kita. Menulislah untuk menandai bahwa engkau pernah “ada” di dunia ini. Semoga kita menjadi orang yang bisa memberikan kebaikan sebab sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Jejak Karya Sang Juara



Pepatah latin mengatakan, ”Fortis imaginatio generat casum” artinya imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Hal ini pula yang dibuktikan oleh narasumber pelatihan menulis sesi 4 Ibu Emi Sudarwati sang juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional (Inobelkategoro SORAK (Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling) tahun 2016. Berbekal karya yang pernah diajukan sampai menjadi finalis lomba Inobel tahun 2015 yang kemudian diedit sesuai masukan dan tambahan yang diberikan oleh dewan juri  telah menghantarkan imajinasinya menjadi kenyataan. Prestasi ini yang mengantarnya berkunjung ke negeri Kincir Angin Belanda untuk mempelajari sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas Leiden serta bisa berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik di Holland dan Nederlands.
Sosok guru SMPN 1 Baureno yang berprestasi dan kreatif ini sangat menginspirasi saya. Jejak langkahnya di dunia pendidikan menghasilkan banyak karya dan prestasi. Selain aktif mengajar juga telah menulis dan menerbitkan beberapa karya sastra Jawa dan Sastra Indonesia diantaranya novel berjudul Ngilon (2014), novel Kinanthi (2017), Rona Hidup (2018), Petualangan Siswa Indigo (2019), novel Sujud Sangisore Talang Mas, dan Kumpulan Esai Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia (2019). Pengelola TBM Kinathi ini juga pimpinan Grup Patungan Buku Inspiratif, yang sudah menerbitkan hampir 400 buku ber ISBN. Adapun buku terbaru yang diterbitkan penulis merupakan hasil kolaborasi dengan suami berjudul "Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku". Selanjutnya, di tahun yang sama penulis ingin menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan. Buku tunggal yang pertama berbahasa Jawa, yaitu pengalaman selama naik haji dan umrah. Sedangkan buku tunggal yang kedua berjudul "Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Keliling Nusantara dan Dunia". Selain menulis buku beliau juga menjadi editor lebih dari 250 buku karya siswa dan guru Indonesia. 
Kiprahnya dalam bidang kebudayaan dan literasi diantaranya bergabung dengan Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (PERMADANI), bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro bernama PSJB (Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro),  PJ Budaya Lingkungan dan Pembiasaan Sekolah, aktif sebagai pembina majalah siswa Bhakti sampai saat ini, Penggagas perpustakaan mini di kelas IXF, dan mengupayakan pengembangan diri Teater Bhakti. Beliau juga pengurus MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Bojonegoro ini juga sebagai salah Guru Ahli di Pusat Belajar Guru Kabupaten Bojonegoro.
Prestasi yang pernah diraih Ibu Emi yaitu penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai Guru Bahasa Jawa Kreatif (2015), juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro (2016), dan menjadi juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategoro SORAK yaitu Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling (2016).
   Jejak karya sang juara ini sangat menginspirasi sebab beliau tidak ingin sukses sendirian tapi mengajak juga siswa-siswanya. Dari hasil interaksi dengan para penulis di komunitas PSJB akhirnya beliau mendapatkan pencerahan bahwa karya siswa yang sudah terkumpul bisa diterbitkan dengan ISBN (Internsional Standart Book Number). Pada awal tahun 2014 kemudian terbitlah Kumpulan Cerkak karya Emi Sudarwati dan Siswa SMPN 1 Baureno dengan judul buku LUNG. Begitupun di penghujung tahun 2014 masih bekerja sama dengan PSJB, penulis menerbitkan buku karyanya dan Siswa SMPN 1 Baureno. Kolaborasi karya guru dan siswa ini mendapat sambutan baik dari kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, bahkan bupati Bojonegoro saat itu.
Demikian pemaparan materi yang disampaikan oleh Ibu Emi Sudarwati yang menutup sesi dengan menyatakan bahwa buku adalah bukti sejarah. Catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Oleh karena itu, beliau ingin mengabadikan setiap jengkal perjalanan hidupnya menjadi sebuah buku. Semoga kita juga dapat mengabadikan pemikiran dan pengalaman kita dalam sebuah buku yang menginspirasi dan mengajak kepada kebaikan. Insya Alloh itu akan menjadi amal jariyah yang pahalanya mengalir walaupun kita sudah meninggal dunia dan biarkan karya yang kita yang tuliskan menemukan takdirnya sendiri.



Sabtu, 06 Juni 2020

Karya Jelita Berbagi Cerita

Belajar Menulis Gelombang 12

Pertemuan 3 : Jumat, 5 Juni 2020
Waktu           : Pukul 19.00 – 21.46
Pemateri       : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Tema             : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku


            Semalam bertambah lagi ilmu yang saya peroleh ketika seorang penulis yang juga berprofesi sebagai guru, pegiat literasi, pengurus TPQ dan blogger yang bernama Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd berbagi pengalamannya dalam menerbitkan buku. Awal cerita ibu dari 4 orang anak ini memulai kegiatan menulis ketika usianya memasuki jelita atau jelang lima puluh tahun. Penulis kelahiran 8 April 1961 ini berprinsip “better late than never”. Beliau terus berusaha dan belajar sampai ketagihan untuk bisa menulis buku dan terus meng-upgrade diri menjadi seorang penulis.
Pada tahun 2007 ketika kuliah S2 beliau mulai mengenal internet, media sosial, sering pergi ke perpustakaan dan ke toko buku. Sampai pada akhirnya beliau menemukan satu buku karangan Ersis bahwa menulis buku itu gampang. Dari buku itulah beliau termotivasi dan meyakini harus bisa menulis. Proses yang dijalaninya dengan sering bersilaturahmi dan mau belajar di berbagai kegiatan pelatihan menulis baik daring maupun luring, aktif di blog Gurusiana dan komunitas sejuta guru ngeblog, mengisi atau berbagi dalam kegiatan bedah buku.
Pengalaman dengan penerbit mayor
Pada tahun 2009 beliau mulai menulis dan diajak untuk membuat buku ajar berjudul “Seri Pendalaman Materi (SPM) Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” penerbit Erlangga. Selama 6 bulan buku tersebut digarap akhirnya pada bulan Oktober 2010 buku tersebut terbit. Beliau mulai merasakan keuntungan berupa kepuasan karena diterbitkan tingkat nasional dan dipakai untuk anak SMK kelas 12 dan juga keuntungan finansial juga dengan menikmati royalty setiap semester yang mengalir ke buku rekeningnya. Buku tersebut laris manis karena tahun 2015 ada edisi revisi dan masuk buku yang harus dibeli atau masuk dalam bidang pengadaan di sekolah seluruh Indonesia. Keuntungan finansial yang sangat besar diperoleh dari omzet penjualan yang laris manis tersebut.
Pengalaman dengan penerbit indie
            Pada tahun 2013 menerbitkan 3 buah buku yaitu bahan ajar, parenting seni mendidik anak secara Islami (diterbitkan semi mayor yang mana penulis tidak mengeluarkan uang namun dikasih 100 buku yang harus dijual) dan biografi mini “Kugelar Sajadah  Cinta” setebal 418 halaman yang berkisah tentang perjalanan hidup orang tua penulis dan penulis sendiri sampai usia 50 tahun. Beliau juga menulis 25 buku antologi diajak teman-teman kompasiana, blogger dan 20-25 grup dalam berbagai komunitas2 lain seperti : Sahabat Pena Kita, Pegiat Literasi Nusantara, Asosiasi Guru Menulis, Ibu2 doyan menulis dan Duta Bunda Baca Soloraya.
Buku “The stories of wonder woman” diterbitkan penerbit indie berupa faksi (fakta tapi fiksi) true stories tentang perempuan tangguh. Tujuannya untuk memberi motivasi perempuan lain agar sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan. Pada tahun 2018 nominasi gerakan guru menulis buku “Perempuan terbungkas” sebuah novel berkisah tentang perempuan di era tahun 1970 yang kehidupannya pelik dari seorang anak yang disia-siakan orang tuanya sampai menemukan cinta sejatinya. Buku parenting “Merawat Harapan” lahir dari tangan dingin beliau Adapun yang dimaksud harapan yaitu anak. Dalam buku tersebut dijelaskan mulai dari gizi, cara mengajarnya, dan tahapan anak  mulai dari usia dini sampai usia menginjak dewasa. Kemudian buku “Woow English is so Easy Kids” dicetak juga secara indie. Sebuah novel berjudul “Tipuan Asmara” diterbitkan juga secara indie. Selain buku-buku diatas masih banyak buku yang telah dihasilkan. Ada sekitar 17 buku yang telah ditulis termasuk buku bahan ajar, antologi, parenting, motivasi, novel dan juga cerita anak.
Untuk menjadi seorang penulis maka harus banyak membaca, mencoba menulis dan disiplin melakukannya. Agar bisa disiplin menulis maka buat kerangka tulisan, buat target, fokus pada target dan berikan  reward dan punishment. Jika kita bisa mencapai target maka berilah hadiah pada diri sendiri namun sebaliknya berilah hukuman jika kita tidak mencapai target. Langkah selanjutnya kirimkan tulisan yang telah kita buat ke media massa dan jika sudah banyak halamannnya maka bisa dibukukan. Teruslah menulis walaupun  naskah kita ditolak. Asah terus keterampilan menulis sehingga menghasilkan banyak karya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika  mengirim naskah ke penerbit yaitu : siapkan naskah yang sudah rapi, pilih penerbit yang sesuai dengan jenis naskah, perhatikan tata cara pengiriman dan ketentuan mengirim naskah ke penerbit, kirimkan naskah beserta synopsis dan biodata penulis, dan jangan mengirim naskah ke beberapa penerbit sekaligus. Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengirim naskah ke penerbit. Jika kita mengirim ke penerbit mayor tidak semua naskah akan diterima bahkan mungkin hanya sebagian kecil saja yang diterima. Sedangkan jika kita mengirim buku ke penerbit indie maka naskah kita sudah pasti diterima. Beliau memberikan tips agar buku kita dilirik penerbit sehingga dapat menghasilkan royalty yaitu dengan berada di grup menulis yang bekerja sama dengan penerbit dan siapkan naskah yang sedang dibutuhkan orang banyak.
Pada saat sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang dikemukakan oleh para peserta yang dijawab lugas dan jelas oleh beliau. Menurutnya yang harus dilakukan pertama kali ketika menulis buku yaitu kita harus punya ide. Lalu buat outline sehingga bisa terpola dan tidak melantur kemana-mana. Agar ide yang dituangkan bisa diterima pembaca tentukan dulu apa yang mau ditulis dan tulislah apa yang disukai dan dikuasai. Kita juga diberikan tips dan trik agar buku kita dikenal / disukai pembaca maka sebaiknya kita bergabung dengan komunitas menulis, mengadakan kegiatan bedah buku ataupun promo baik lewat online maupun offline.
Kesulitan terbesar selama menulis pada awalnya masalah waktu yang kadang tidak konsisten. Cara mengatasinya dengan mengubah mindset kita. Jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Menulislah setiap hari dengan penuh konsentrasi. Jika terjadi gangguan konsentrasi maka ubahlah mindset dan bergaulah dengan pegiat literasi. Untuk menjaga semangat menulis maka kita harus punya target yang cukup tinggi. Jadi saat ada ditengah-tengah semangatnya sudah ada yang diraihnya.
Biasanya beberapa penulis pemula bersama-sama menulis artikel dengan satu tema lalu dibukukan dalam bentuk antologi. Waktu penulisan tergantung jenis buku. Buku non fiksi lebih cepat karena ada referensi. Sedangkan fiksi bisa cepat tapi bisa juga lama tergantung komitmen dari hati dan target waktu. Selain fiksi dan non fiksi ada juga yang disebut faksi yaitu kisah nyata/fakta (true story) yang identitasnya dibuat karangan (fiksi).
Menutup perkuliahan ada beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan yaitu menulis itu keterampilan bukan bakat. Jadi kita harus sering berlatih menuliskan ide-ide di sekitar kita Menulislah apa yang disukai dan dikuasai. Jadikan menulis dan membaca selektif dengan kacamata utuh sebagai gaya hidup. Istiqomah dalam menulis dan belajar meng-upgrade diri agar naik kelas. Biarkan tulisan menemui takdirnya. Kata-kata yang luar biasa memberi kekuatan motivasi untuk terus menulis dan menghasilkan karya yang akan menemui takdirnya.


Rabu, 03 Juni 2020

Buku PTK


       Malam ini untuk yang kedua kalinya peserta kursus menulis mendapatkan materi tentang bagaimana menerbitkan buku dari hasil penelitian tindakan kelas yang disampaikan Ibu Hati Nurahayu, S.Pd. Beliau seorang guru yang mengajar di SMP Plus Al Amanah dan SMP-SMA Karakter Utsman Bin Affan Boarding School Bandung. Sejak tahun 2003 beliau telah berkecimpung di dunia pendidikan. Berbagai penghargaan diraihnya seperti : Anugerah Winaya Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung sebagai Guru Penggerak Indonesia Maju 2019, Anugerah Winaya Kabupaten Bandung  sebagai Guru Berprestasi 2017 dan Karya Terbaik 1 Diseminasi Literasi Nasional Kemendikbud 2017. Berbagai penghargaan tersebut sangat layak dan pantas diberikan pada Bu Hati karena beliau sangat produktif dalam melakukan berbagai penelitian ilmiah dan menulis buku-buku. Ada 10 penelitian ilmiah yang telah dilakukan Bu Hati yang kemudian diikutkan dalam berbagai perlombaan maupun dipresentasikan dalam berbagai forum ilmiah.  Beliau juga sangat produktif dalam menulis buku baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi. Karya tulis buku mandiri ada 25 buku sedangkan buku kolaborasi sekitar 19 buku. Ilmu menulis beliau rupanya ditularkan juga pada para siswanya di sekolah sehingga 5 karya buku tercipta.



           Kapabilitas Bu Hati dalam melakukan penelitian tidak perlu diragukan lagi.  Apalagi berbagai buku berbasis penelitian tindakan kelas telah dipublikasikan. Penelitian tindakan kelas yang disingkat PTK tentunya tidak asing lagi bagi guru sebab melakukan PTK merupakan hal yang wajib terutama bagi PNS yang akan naik pangkat. PTK dapat disajikan berupa artikel untuk dijurnalkan dan dijadikan buku yang memiliki nilai kebermanfaatan sebagai bahan literasi bacaan pendidik lain. Sebagai seorang editor Bu Hati akan mengubah PTK selayaknya buku yang lebih oke penampakannya dan menarik untuk dibaca. Dalam mengubah PTK menjadi buku penting sekali memperbanyak isi materi variabel  bebasnya atau lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Selama ini banyak guru yang kebingungan mencari judul. Padahal menurutnya  tidak usah bingung. Dengan mengambil intinya saja buku kita jadi asyik untuk dikembangkan menjadi buku bacaan.
         Pada sesi  tanya jawab ada beberapa hal yang disampaikan Bu Hati berdasarkan pertanyaan para peserta, yaitu :
-   Penulisan PTK yang dijadikan buku boleh dilakukan oleh 2 orang. Hal itu tidak masalah sebab penilaian buku berbeda dengan PTK.
-   Jumlah halaman PTK untuk dijadikan buku minimal 70 halaman dengan kertas A5.
-   Sebagai editor, Bu Hati banyak membaca buku best seller dengan mempelajari penyajian materinya dan tata letak agar buku menarik untuk dibaca. Selain itu juga membaca buku-buku sumber yang relevan.
-  Isi konten PTK dan ide-ide untuk pengembangannya sangat menentukan kualitas buku yang dihasilkan
-   PTK tidak apa-apa bila satu siklus berhasil walaupun dalam rencana ada 2 siklus jika tidak berhasil.
-    PTK sebaiknya jangan banyak indikator tapi fokus ke satu variabel yang menjadi inti permasalahan sehingga bisa mendalam pembahasannya dan tuntas.
-    Bagian tubuh PTK yang dibuang misalnya pendahuluan yang ada kata-kata PTK-nya dan bagian yang ditambahkan yang menjadi kata kunci PTK kita.
-   Versi buku ada yang satu PTK saja dan ada juga PTK keseluruhan dimasukkan dalam buku tapi diberi materi tentang PTK.
-   Data grafik boleh dimasukkan sebagai bukti telah diterapkan atau diaplikasikan di kelas
-     Hasil penelitian R&D dan best seller dapat dijadikan sebuah buku
- Untuk jadi buku tidak usah diseminarkan namun minimal diseminasi di sekolah atau MGMP/MGBK.
-    Dalam PTK ada 3 siklus. Jika siklus 2 meningkat sudah saja. Kalau siklus akhir menurun lakukan refleksi dan tindakan lagi
-   Teori yang akan dipakai agar efektif harus sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Jadi teori fokus ke kata kunci PTK
-     Bagian yang diberikan tindakan atau kata kunci PTK yang harus dimunculkan pada buku
-   PTK dan best practice sangat berbeda. PTK ada alur penelitian serangkaian observasi-rencana-tindakan-refleksi juga bersiklus jika siklus 1 tidak berhasil. Sedangkan best practice merupakan pengalaman terbaik di kelas dengan sistematika tertentu yang lebih simple. Laporan PTK dapat dijadikan best practice sedangkan laporan best practice tidak dapat dijadikan PTK.
-   Cara mengolah kalimat PTK menjadi kalimat buku yaitu jangan ada kata-kata laporan PTK dari pengantar atau pembuka buku
-     Pada bab 3 PTK dituliskan hasil PTK. Jika dalam buku bisa dijelaskan di bagian misalnya bagian   pelaksanaan di kelas atau aplikasi di kelas
-    Kata PTK atau PTS dalam buku sebaiknya tidak usah dihilangkan sebab menjadi bagian dari penerapan atau aplikasinya. Susunan tentunya berubah dan ada pengembangan materi dari kata kunci
-   PTK yang sudah lama bisa dijadikan buku karena PTK memberikan manfaat kepada pembaca apalagi  bila dibukukan dan juga bisa masuk dalam daftar pustaka buku penulis lain.
-    PTK ditujukan pada satu kelas yang perlu mendapat tindakan berdasarkan permasalahan kelas. Sedangkan setiap kelas berbeda masalah kalaupun sama masalahnya berarti beda judul diperbolehkan. Kalau beda kelas dan variabel sama berarti jadi 2 laporan PTK.
-   Di era digital mencari referensi sebagai daftar pustaka dengan browser di internet. Maka tuliskan sumbernya sesuai penulisan daftar pustaka dari URL.
        Mengakhiri sesi tanya jawab, Bu Hati memberikan kesimpulan agar KTI kita lebih dobel manfaat, dibukukan lebih baik dan bisa dibaca oleh pendidik lainnya daripada berbagi file PTK kita, dibukukan memiliki ISBN dan menjadi karya kita tak lekang oleh waktu  kebermanfaatannya. Demikian resume pertemuan kedua yang bisa saya sampaikan. Terima kasih.

Senin, 01 Juni 2020

Hari yang sibuk

Kemarin merupakan hari yang sibuk sebab beberapa kegiatan bersamaan waktunya. Selama WFH, saya mengikuti banyak kursus dan kegiatan webinar yang berseliweran flier-nya di media sosial yang menggoda pandangan mataku untuk segera mendaftar. Selain webinar yang dilaksanakan satu sampai tiga hari, saya juga mendaftar berbagai kursus antara rentang satu sampai tiga bulan lamanya dari mulai kursus membuat roti dan cake, kursus kecantikan paket lengkap dari mulai paket make up, skincare, spa, salon dan manajemennya, kursus IT membuat Learning Management System dan desain digital yang butuh lebih lama waktunya selama tiga bulan. Ada 6 modul yang harus dipelajari. Modul 1 tentang bagaimana berwirausaha dengan desain grafis seperti membuat undangan cetak, gantungan kunci, desain logo, desain mock up. Modul 2 kelas membuat media pembelajaran digital interaktif dengan PPT. Modul 3 kelas animasi video explainer dengan membuat animasi motion grafik video explainer. Modul 4 kelas animasi 3D dengan membuat animasi 3D menggunakan android. Modul 5 membuat aplikasi android untuk media pembelajaran, toko online, profil sekolah/lembaga, wedding invitation. Modul 6 kelas youtube dengan membuat berbagai macam tampilan video youtube. Ilmu yang benar-benar baru bagi saya. Kemudian saya juga mengikuti kursus menulis yang difasilitasi PGRI dengan narasumber Om Jay seorang pendidik yang bergelut di dunia blogger juga. Dengan begitu banyaknya kegiatan yang harus saya ikuti ternyata ada jadwal kursus yang dilaksanakan pada saat yang sama. Hmm... tentunya saya tidak tahu sebab ketika mendaftar ada kegiatan yang belum diberikan jadwalnya. Tapi sudahlah karena sudah diniati Bismillah semua akan dijalani sak pol kemampuan. Melihat istrinya sibuk di rumah suami saya cuma geleng-geleng kepala dan menyebut saya kemaruk hehe... Suami cuma titip agar anak-anak tidak terlantar akibat kesibukan saya itu. Tenang bebs, keluarga tetap nomor satu kok...

Semalam ada 3 kegiatan yang harus saya ikuti. Diawali pukul 19.00 sampai 21.00 kuliah perdana menulis bersama Om Jay melalui WA grup. Saya agak terlambat masuk beberapa menit karena membantu anak-anak makan malam dengan lobster yang pastinya susah bagi mereka untuk membuka isi dibalik cangkangnya. Namun saya bisa mengikuti kegitan dengan baik. Kemudian pukul 19.30 pembukaan kuliah digital melalui youtube sebagai orientasi perkuliahan yang harus kami jalani selama 3 bulan. Kedua kegiatan itu menyita perhatianku sebab keduanya harus fokus. Selanjutnya jam 20.00-21.30 kegiatan ngaji online. Untuk sementara saya fokus mengikuti kegiatan ini sampai selesai. Beberapa materi pengajian yang sudah difahami memberi kesempatan untuk melirik 2 kegiatan yang tadi sempat ditinggalkan sementara. Bahkan saya sempat mengajukan pertanyaan pada Om Jay semalam. Kuliah digital selesai lebih dulu sebab sifatnya sebagai pengantar saja. Mulai belajarnya hari jumat mendatang. Kemudian saya lihat kegiatan menulis bisa saya tinggalkan sementara karena sesi tanya jawab dan saya fokus ngaji lagi sampai selesai. Pukul 21.30 ngaji rampung dan saya fokus lagi ke WA grup untuk mempelajari materi yang tertinggal. Ketika kegiatan berakhir ternyata masih ada tugas membuat resume yang harus masuk tugasnya sampai lusa. Kepala saya sebenarnya sudah cukup pening makanya saya tinggalkan dulu. Saya ajak anak-anak untuk bobo. Si bungsu yang paling cerewet bertanya, "Bunda, sibuk banget ya?" Hehe... "Bunda lagi belajar berbagai ilmu yang nantinya akan bunda ajarkan pada kalian juga". Dia tersenyum kemudian memelukku dengan erat. Anak-anak sudah bobo kemudian saya bangun untuk segera membuat resume. Jam 00.40 segera saya kirimkan hasil resume ke email Om Jay lalu saya posting di blog ini. Terakhir saya kirimkan ke grup WA menulis untuk dikritisi teman-teman.

Selesai mengirimkan tugas saya baru sadar belum solat Isya. Astagfirullah saya lupa... Segera bergegas mengambil air wudlu dan melaksanakan solat. Alhamdulillah semua aktivitas bisa saya jalani hari ini dengan lancar. Segera saya beranjak dari tempat solat kemudian kuhampiri anak-anakku. Kuciumi mereka satu persatu dan kubisikkan permintaan maafku karena tidak mendampingi mereka untuk membacakan dongeng sebelum tidur. Aah... hari yang melelahkan dan segera kutarik selimut. Semoga lelahku menjadi berkah. Aamiin...


Refleksi bulan Januari 2021

                   Membuka tahun 2021 tepatnya tanggal 7 Januari saya mendapat kabar jika buku saya yang berjudul "Berbagi Motivasi dal...