Senin, 27 Juli 2020

Proses Penerbitan Buku




Proses Penerbitan Buku di Penerbit
Senin tanggal 6 Juli 2020 yang menjadi narasumber Kuliah Menulis adalah Bapak Edi S. Mulyanta dari penerbit Andi Yogyakarta. Beliau akan memaparkan tentang dunia penerbitan saat pandemi ini. Menurutnya, dunia penerbitan merupakan dunia bisnis semata yang tentunya diikuti juga dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada duit atau UUD (ujung-ujungnya Duit) dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.
Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan. Pada bulan Januari - Februari 2020 omzet toko buku masih sangat normal dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga. Setelah pak Jokowi mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Hal ini menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu gigi 1. Terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu sambil melihat keadaan.
Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di toko buku. Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapai angka di 80% di seluruh Indonesia berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New Normal. Setelah 3 bulan parkir di Pit stop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak. Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukan menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Melaju tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 – 3 bulan sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan. Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Menurut pengalaman identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Penerbit Andi beruntung tema-tema yang up to date mengenai virus corona telah ditebar ke penulis-penulis sebelumnya, sehingga dengan cepat mereka mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Kesiapan penulis dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit Andi mempunyai database penulis yang cukup baik sehingga dengan cepat dapat mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini dan dengan cepat dapat meramu materi kemudian launch dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Keputusan-keputusan strategik diperlukan mengingat ketidakpastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Penerbit Andi memarkirkan mesin-mesinnya hampir 50% untuk mengurangi beban biaya produksi sehingga otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya dikurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis. Buku-buku pendidikan tetap dipertahankan produksinya karena yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun sehingga produksi buku fokus ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya. Menurut pak Edi buku yang tidak lekang oleh jaman adalah :  (1)  Buku Pelajaran,    (2) Buku Anak, (3) Buku Teks, (4) Buku Motivasi dan Agama, (5) Buku Fiksi.
Banyak hikmah yang didapat kali ini. Di sisi penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu. Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Media WA yang dikelola oom Jay ini, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita. Semua perlu proses, latihan, dan kemauan. Komunitas belajar menulis seperti ini merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kali kita akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan. Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk kita mulai menulis karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang kita tawarkan.
Penerbit akan selalu melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan sehingga kemurnian keputusan di dasarkan oleh bisnis semata. Sehingga terkadang tulisan kita yang luar biasa tidak terlihat oleh penerbit yang hanya melihat business processnya saja, bukan writing processnya. Dengan sudut pandang ini, kita perlu sedikit berempati kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan adalah mencoba melihat visi misi penerbitan dan kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak best seller.
Penerbit Andi pernah melakukan perencanaan matang untuk membuat buku yang best seller. Tema yang dipilih luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia internasional. Penerbit Andi mendorong pemasaran dengan luar biasa tetapi hasilnya cukup mengecewakan.
Perlu diketahui rahasia ini bahwa tidak ada buku best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing. Laskar pelangi saat awal terbit, penulis tidak menyangka akan meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan dan meledak karena kekuatan word of mouth alias dari mulut ke mulut. Dari komunitas satu ke komunitas lain dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah dan terjadilah ledakan viral menjadikan buku tersebut best seller. Tidak ada desain awal dan tidak ada perencanaan untuk menuju best seller
Dengan berbagai pengalaman ini komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru. Penulis yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit, akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas, punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.
Untuk mulai membuat tulisan pilihlah tema yang disukai dan betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman. Jika sudah percaya diri buat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang akan ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat tema, judul utama, outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Kita dapat sedikit "ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisan kita. Penerbit bukan maha tahu namun didasarkan pada data historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang belum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu untuk menyadarkan penerbit akan tema yang diangkat dalam tulisan kita. Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju, syukur-syukur tawarkan juga rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.
Di masa depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Saat sesi tanya jawab dengan peserta ada beberapa poin yang disampaikan diantaranya sebagai berikut ini.
a.       Pada awal tahun penerbit Andi merencanakan untuk membeli mesin POD sehingga berapapun eksemplar dapat dilayani namun akibat pandemi belum bisa terwujud. Saat ini skala produksinya sangat optimal di angka minimal 300 eksemplar sehingga penerbit Andi menggunakan pagu angka tersebut supaya harga buku kompetitif. Beberapa variabel yang menjadi dasar pertimbangan harga buku seperti ukuran buku, spasi, margin, jenis kertas, finishing cover, dan banyak variabel lain lagi yang dihitung.
b.      Cover biasanya didesain oleh team penerbit. Penulis juga bisa memberikan deskripsi cover sesuai dengan yang diinginkan.  Team desainer akan menerjemahkan dalam bentuk desain cover. Biasanya ada 3 usulan desain, penulis dapat memilih salah satunya. Penulis dapat mengusulkan cover jika mempunyai kemampuan untuk membuat cover. Nanti biasanya rapat desainer akan menentukan desain penulis dapat digunakan atau tidak.
c.    Untuk ilustrasi buku, berhubung internal perusahaannya tidak ada devisi illustrator maka biasanya penulis akan dihubungkan dengan illustrator koleganya. Silakan penulis dapat berdiskusi dan menentukan bentuk kerjasamanya.
d.      Buku-buku yang kadung masuk di antrian memang cukup banyak, terbentur off nyaris 4 bulan tidak produksi sehingga antrian belum terurai. Untuk ke depan akan mencoba kanal E-Book untuk mengurai kemacetan produksi cetak offline dan akan menggunakan jalur Google Play/Google Books untuk mempublishnya. Saat ini sedang uji coba secara teknis keamanan dan metoda pembayaran royalty ke penulis. Semoga lolos uji sehingga karya penulis dapat di-monetize di google play tanpa terikat jumlah eksemplar. Untuk cetak kertas penulis Andi tetap akan melakukan sesuai situasi ke depan.
e.       Puisi bukan passion penerbit Andi sehingga penerbit selalu gagal dalam memasarkan buku puisi. Untuk saat ini penerbit Andi memutuskan tidak menerbitkan puisi kecuali di biayai sendiri oleh penulisnya dengan minimal jumlah 300 eksemplar. Namun ke depan dengan membuka kanal e-book tingkat terbit karya sastra, puisi, antologi pusi mendapat kesempatan untuk diterbitkan dalam bentuk e-book.
f.       Kita dapat menggunakan aplikasi writer plus untuk menjadikan lisan kita menjadi tulisan yang siap diedit. Salah satu aplikasi yang dapat menuliskan perkataan kita yaitu : https://play.google.com/store/apps/details?id=co.easy4u.writer&hl=in

Kesimpulan
Di akhir sesi pak Edi mengajak peserta untuk tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan kami. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi penulis dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu penulis akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi penulis dalam bentuk buku akan dikirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang akan dapat menelusuri jejak langkah dokumentasi kita dalam bentuk tulisan dan menuju keabadian. Dunia tulis menulis tidak akan mati. Terus berkarya bagaimanapun keadaannya karena di luar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keinginantahuannya dari tulisan kita.

Rabu, 08 Juli 2020

Kunci Penting dalam Menulis



Mengenal Sosok Narasumber
            Narasumber pertemuan ke-15 adalah seorang dosen IAIN Tulungagung yang bernama Dr. Ngainun Naim. Beliau lahir di Tulungagung tanggal 19 Juli 1975. Sebagai seorang penulis banyak sekali buku karyanya yang sudah dihasilkan. Sebanyak lebih dari 25 buku dan puluhan jurnal telah ditulisnya. Produktivitas beliau dalam menulis sangat menarik perhatian. Dalam kesempatan ini beliau akan berbagi pengalaman bagaimana agar kita bisa produktif dalam menulis.  

Kunci sukses dalam Menulis
Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
Agar bisa menghasilkan karya secara produktif narasumber menyampaikan tentang KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS. Kunci itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan kita produktif dalam menulis. Keterlibatan peserta menulis di grup ini juga ibaratnya untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.  
Kunci Pertama adalah Motivasi
Orang melakukan aktivitas menulis memiliki motivasi yang beragam yaitu :
[1] motivasi karir. Menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi kita. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
[2] motivasi materi. Menulis menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
[3] motivasi politik. Menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
[4] motivasi cinta. Menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
Bisa juga menambah jenis motivasi di luar 4 yang telah disebutkan di atas. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang kita hasilkan.
Kunci Kedua : Meyakini bahwa Menulis itu Anugerah
Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis—bagi narasumber sendiri—adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis. Beliau berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah. Bayangkan, saat S-1 kita dituntut bisa membuat makalah setiap semester minimal membuat 10 makalah. Jika 1 makalah dikalikan 10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Jika dikalikan 8 semester berarti sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi. Jika kita lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Apalagi jika kita lulusan S2 atau S3 tentu jumlah halaman pun bertambah diatas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus dibuat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan—sekali lagi ribuan—halaman yang sudah kita tulis. Sekarang mari kita urai mengapa kok masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan; [1] Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi. Kemungkinan ke [2], tidak menulis karena dibuatkan orang lain. Kemungkinan ke [3] menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di google lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan. Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya. Kemungkinan ke [4], begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan: BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.
Kunci Ketiga: Menulis itu Memberikan Banyak “Keajaiban” dalam Hidup
Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang blogger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.
Coba kita simak apa saja bentuk keajaiban yang beliau rasakan karena menulis.
[1] mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti.
[2] sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
[3] memiliki banyak teman.
[4]. Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
 [5] tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.
Kunci Keempat: Tidak Mudah Menyerah
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
Kunci Kelima: Berjejaring
Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.
Kunci Keenam: Menulis Sebanyak-banyaknya
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika kita merasa tulisan kita tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan kita akan otomatis menjadi baik.

Kesimpulan
Demikian 6 kunci yang bisa membuat membuat kita sekalian produktif menulis. Tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat Namun--sekali lagi--kunci itu adalah alat. Maka agar kunci itu fungsional kita harus mempraktekan ke-6 kunci yang telah dikemukakan. Practice makes perfect. Sering berlatih akan membuat tulisan kita semakin sempurna. Tunggu apalagi… Ayo mulai menulis dan menulislah secara konsisten.

Free Writing




Mengenal Sosok Narasumber         
Seorang guru TIK yang mengajar di SMPN Unggulan Sindang Indramayu menjadi narasumber kuliah menulis pada malam ini yang bernama Muhammad Firman Suwarya, M. Kom. Beliau merupakan salah satu penulis buku informatika jenjang SMP dan penulis buku lainnya. Buku hasil karyanya yang telah terbit secara solo ada 3 buah buku sedangkan 10 buah buku karya bersama (antologi).

Free writing
Sesuai tema malam hari ini yang mengangkat tentang free writing Pak Firman menjelaskan pengertian free writing sebagai teknik menulis cepat tanpa hambatan. Jika ide muncul maka segera tulis sebelum ide itu hilang kapan pun dan dimana pun. Jangan takut salah, jangan takut keliru, takut jelek hasilnya, apalagi takut salah ketik. Pokoknya tulis dan tulis sampai habis. Modalnya  ide, dan ide bisa muncul dari mana saja. Beliau pernah membaca sebuah buku yang hanya bercerita dan menjelaskan tentang maaf sebuah toilet. Dari toilet itu terkadang bisa memunculkan ide. Atau ketika kita jalan naik angkutan umum yang sesak penumpang.  Banyak sebenarnya ide-ide yang muncul di sekitar kita. Pokoknya tulis saja sampai selesai. Hal-lain lain dalam free writing nanti bisa kita koreksi pd saat proses editing.
Beliau menantang kami untuk menulis dalam 1 hari menulis 5 lembar selama 30 hari. Menurutnya, jika kami berani konsisten menulis 5 lembar perhari, beliau yakin kami akan menjadi seorang penulis yang handal dan produktif.  Secara umum  menulis sebanyak 5 halaman itu membutuhkan waktu berjam-jam belum lagi efeknya nanti ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu Itu penyakit yang hampir menghinggapi semua penulis baik yang baru belajar menulis ataupun mungkin penulis yang sudah menjadi penulis handal. Bahaya penyakit ini biasanya diawali menyerang ke pikiran. Cirinya tiba-tiba ide-ide yang kita punya hilang entah kemana lalu puyeng dan bingung harus menulis apa lagi. Dampaknya kita akan merasa cape, lelah, dan malas untuk menulis.  Terkadang saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru lalu kita mulai menulis. Namun ketika kita sedang menuliskan ide tiba-tiba muncul ide baru lagi. Begitu terus secara berulang-ulang tidak ada kelar-kelarnya. Dalam dunia kepenulisan hal itu biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan. Tidak ada karya yang bisa dihasilkan. Hal itu bisa menimbulkan stress. Mungkin saja nanti muncul pemikiran jangan-jangan kita tidak ada bakat untuk menjadi penulis.
Beliau juga pernah mengalami Lingkaran Setan Kebuntuan tersebut. Berawal dari sulitnya menemukan ide yg pas dan kira-kira bagus gak ya untuk di baca? Kira-kira mau nulis ini, bener gak ya..? bagus gak? nanti gimana kalau jelek? pokoknya komplit deh pd awal mencari ide sampai-sampai beliau harus konsul dengn teman dan lain sebagainya. Hingga akhirnya beliau menemukan suatu kekuatan berupa komitmen bahwa jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya ditulis. Baru dari situ mulai membuat outline secara garis besar. Dalam perjalanannya kemungkinan akan mengalami perkembangan dan sejenisnya. Selanjutnya menulis satu- persatu dengan alokasi waktu luang. Biasanya beliau meluangkan waktu selepas sholat Isya sekitar 60 menit secara kontinyu. Pada waktu menulis tsb bukan tidak ada halangan atau tantangan bahkan banyak sekali tantangannnya. Misalnya anak-anak yang minta jalan-jalan atau minta ini itulah dan lain-lain namun satu persatu tantangan itu mampu diatasinya. Anak-anak juga akan tahu dan menyesuakan sendiri pada akhirnya.hingga selesai tulisan-tulisan dalam bentuk buku. Ternyata dari pemaparan pak Firman solusi mengatasi Lingkaran Setan Kebuntuan itu sederhana namun harus yakin dengan menerapkan Free writing. Ide muncul langsung tulis sampai akhir. Jika ide itu ada yang lupa lewat aja karena situasi tdk memungkinkan baru kita cek dan ricek. Seharusnya kita meluangkan waktu dan jangan memanfaatkan waktu. Luangkan waktu misalnya 30 sampai 60 menit setiap harinya namun dilaksanakan secara kontinyu secara terus-menerus. Sejak mengenal free writing itulah akhirnya beliau terbebas walaupun tidak secara langsung keluar dan lolos dari penyakit yang menimpa seorang penulis.
Untuk memahami dan menerapkan free writing ini beliau memberikan ilustrasi sederhana sebagai berikut ini. Jika kita mau menghadapi ujian yang sangat penting dan waktunya sudah ditentukan misalnya dari pukul 07.00 sampai pukul 09.00 selama 120 menit atau 2 jam. Tentu kita harus datang tepat waktu agar bisa menyelesaikan ujian itu dengan baik, benar dan yakin. Namun pada saat di perjalanan kita mengalami kemacetan sampai memakan waktu 1 jam dari durasi waktu ujian kita. Dalam kondisi seperti itu apa yang akan kita lakukan untuk mengerjakan semua soal-soal ujian yang masih kosong tersebut belum lagi melihat banyak soal-soal yang susah? Namun semua soal harus diisi dan dikerjakan serta harus mendapatkan nilai yang bagus sedangkan waktu terus berjalan. Satu-satunya jalan yang harus kita lakukan adalah dengan NGEBUUUUT saat mengisi soal ujian itu karena kejar-kejaran dengan waktu. Begitulah free writing sebagai cara kita ngebut dalam menulis. Apakah freewriting tidak akan menghasilkan tulisan yang asal jadi tapi kurang berkualitas? Bukankah ngebut atau buru-buru itu tidak baik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut menurut beliau hasil tulisan yang berkualitas atau kurang berkualitas biasanya ditentukan dari faktor ide yg muncul. Jika ide yg muncul bagus dan berkualitas lalu lanjut dengan outline yg berkualitas, maka hasil tulisan juga tidak akan jauh dari sit, yaitu bagus dan berkualitas. Dalam prakteknya menulis berkualitas terkadang menuntut kita agar mengikuti, mematuhi dan lain-lain sebelum tulisan itu selesai ditulis sehingga tulisan kita akhirnya tidak bisa kelar atau selesai. Nah dengan free writing ini akan mujarab menjawab sebagai solusinya. Adapun misalnya ada yang kurang enak atau sekiranya kurang pas dan lain-lain nanti bisa dilanjut pada tahap editing. Jangan khawatir jika kita hanya bisa membuat tulisan yang sederhana sebab tulisan sederhana biasanya terlahir dari hati dan tidak neko-neko. Justru tulisan yang dari hati itulah yang biasanya akan membawa pembaca ke dalamnya sehingga dampaknya sangat luar biasa  

Kesimpulan
Rasa bosan adalah penyakit yang sangat berbahaya melebihi covid-19. Hati-hati dan waspada bila dia menyerang dengan tiba tiba. Kita harus pupuskan dengan coba dan coba lagi. Sampai kapan kita harus mencoba maka jawabannya sampai kita sukses. Yakin dan percayalah. Siapa pun bisa jadi apa pun asalkan dia mau berusaha dan berdoa. Kunci utamanya adalah percaya diri untuk menuliskan apapun dan kesampingkan semua kekhawatiran. Menulislah secara bebas dengan Free writing.


Minggu, 05 Juli 2020

Dokumentasi Kegiatan Melalui Blog

Malam ini kuliah menulis kedatangan seorang narasumber istimewa dengan sederet sebutan dan prestasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Beliau adalah Dedi Dwitagama seorang guru matematika di SMKN 50 Jakarta yang merangkap sebagai trainer, narasumber dan motivator bidang pendidikan, pencegahan penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, kepemimpinan, publik speaking, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), menulis kreatif, dan pendidikan karakter.                                                 

Mengenal Sosok Narasumber                                                                                   

Sejujurnya saya merasa kesulitan untuk menggambarkan sosok narasumber secara utuh.. Di awal pertemuan ketika membuka profilnya saya sempat bengong melihat betapa banyaknya rekam jejak yang telah ditorehkan pak Dedi. Kiprahnya sebagai seorang pendidik mulai bertugas di STMN 39 Jakarta selama 17 tahun. Setelah itu pada tahun 2005 beliau diangkat sebagai kepala sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Jakarta, 2009 sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 36 Jakarta, Sekolah khas dimana terdapat program studi nautika kapal penangkap ikan, teknik kapal penangkap ikan dan agribisnis perikanan, dan sampai Nopember 2011 menjadi Kepala Sekolah di SMKN 29 Penerbangan Jakarta yang merupakan satu-satunya sekolah Penerbangan Negeri di Jakarta hingga akhir tahun 2012, saat ini menjadi Guru Matematika di SMKN 50 Jakarta.

Lulusan IKIP Jakarta yang kemudian melanjutkan ke 2 sekolah magister di ITS dan SDM STIE IPWI Jakarta ini memiliki prestasi yang luar biasa diantaranya sebagai wakil Indonesia pada Academic Leadership Training for School Principal UNESCO, Seoul Korea Selatan (2012), Ketua Delegasi Indonesia pada South East Asia School Principal Forum – SEASPF di Bali (2012), Juara 1 Guru Era Baru (GURARU) Award Acer Jakarta, (2012) Nominator Blog Pendidikan terbaik Indonesia, Pesta Blogger Nasional Jakarta(2011), Juara 3 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta (2008), Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Jakarta Pusat (2008), Juara 2 e-Learning Award tingkat Nasional, Pustekkom Depdiknas RI Oktober (2008), Juara 3 Kompetisi blog “I Love Mobile Blogging”: XL dan Dagdigdug, FKI JHCC Jakarta (2008), Wakil DKI Jakarta pada Lomba Guru Berprestasi tingkat Nasional, Jakarta (2004), Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Provinsi DKI Jakarta (2004), Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Jakarta Pusat, Jakarta 2004, Juara 2 Guru Berprestasi tingkat Jakarta Pusat, Jakarta 2003, Delegasi Indonesia pada ACCORD meeting for Collecting Data Statistic Drug, Bangkok (2002), Wakil Indonesia pada Training Drugs Free Workplace UNODC, Bangkok (1998), Wakil Indonesia pada Training on Drugs Abuse Prevention Activities Asia Pasifik, Jepang (1996). Ternyata prestasi yang telah ditorehkannya sejak zaman sekolah juga dengan beragam lomba seperti puisi / deklamasi, menyanyi, dan pembacaan UUD 1945. Aktivis berbagai organisasi profesi dan kemasyarakatan ini memiliki pengalaman yang luar biasa yang apabila saya tuliskan disini bisa puluhan lembar saking banyaknya. Hebatnya ditengah kesibukan yang seabrek itu beliau masih menyempatkan menulis karya tulis / buku / makalah yang dihitung lebih dari 21 karya. Semuanya tercatat dan detail walaupun sudah puluhan tahun. Apa yang menjadi kunci semua karya dan prestasinya bisa diingat sepanjang masa? Ternyata jawabannya, beliau selalu mendokumentasikan semua kegiatannya di blog.  

Dokumentasi Kegiatan lewat Blog

            Jejak digitalnya dimulai sejak tahun 2005 dengan blog dokumentasi perjalanannya dari sabang sampai merauke serta beberapa negara di dunia. Kita bisa melihatnya di berbagai blog  yaitu blogger  http://dwitagama.blogspot.com, wordpress https://dedidwitagama.wodpress.com, http://trainerkita.wordpress.com maupun kompasiana https://www.kompasiana.com/dwitagama,. Dokumentasi foto beliau ada di instagram https://www.instagram.com/dwitagama. Beliau juga seorang youtuber di https://www.youtube.com/user/dwitagama. Pengalaman beliau dalam mendokumentasikan kegiatan lewat blog ditularkan pada kami. Beliau menjelaskan pengertian Blog yaitu catatan atau dokumentasi seseorang atau sebuah organisasi yang ditayangkan di internet berbasis web dan bisa diakses oleh orang-orang sedunia. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Semenjak itu banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut. Pertama kali menggunakan blog beliau memakai blogger namun kemudian beralih menggunakan wordpress yang muncul pada tahun 2007. Seperti pola di dunia teknologi edisi terbaru umumnya memiliki banyak kelebihan dan keunggulan disbanding pendahulunya. Begitu pula wordpress yang sekarang sudah ada aplikasinya di android dan iphone. Selanjutnya beliau menjelaskan selama lebih dari 13 tahun ngeblog beliau telah menulis lebih dari 4.100 artikel yang dilihat hampir 2 juta kali dengan pengunjung hampir 600 ribu. Pak Dedi merasakan manfaat blog untuk mendokumentasikan kegiatan, perjalanan, ide-ide, keresahan, atau apa saja yang tidak bisa disampaikan secara lisan pada rapat-rapat di sekolah atau yang tak bisa disampaikan pada siapapun. Jadi seperti keranjang yanag dititipkannya di dunia maya.

Dalam mendokumentasikan kegiatan melalui blog beliau memberikan tips dan trik sebagai berikut ini. Untuk menjaga konsistensi dalam menulis di blog beliau selalu menulis kapan saja dan dimana saja saat ide muncul. Tulis ide pada kalimat pertama dengan menggunakan kalimat ringkas yang membuat pembaca ingin melanjutkan hingga habis artikel. Sertakan foto daan video supaya lebih mantap. Beliau menuliskan idenya di HP dan tak perlu diedit langsung ditayangkan saja. Beliau menyarankan agar kita makin sering menulis karena pengalaman menulis kita secara otomatis akan meningkatkan mutu tulisan. Kita juga hendaknya sering berkunjung ke blog teman sebagai pembanding. Sempatkan juga untuk membalas komentar pembaca blog kita. Hal itu akan lebih meningkatkan motivasi menulis bagi kita. Kebiasaan lain yang dilakukannya adalah lebih suka membuka portal resmi yang minim hoax dan selalu menyempatkan 15 menit sebelum pulang untuk memposting tulisan atau menjadwalkan untuk terbit minggu depan. Agar bisa fokus, beliau selalu menetapkan tujuan setiap kegiatan. Jika lelah kita bisa rehat dulu. Saat tak ada mood kunjungi blog orang lain. Biasanya akan muncul ide yang bisa langsung ditulis dan upload. Saran beliau agar blog kita memiliki banyak follower maka kita follow blog orang maka orang tersebut akan memfollow blog kita juga atau sebaliknya. Agar blog kita banyak pengunjungnya maka kita harus mengunjungi blog orang lain, kita beri komentar dan membalas komentar di blog kita.

Kesimpulan

            Di akhir sesi pak Dedi menyampaikan bahwa manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat buat orang lain. Peribahasa gajah mati meninggalkan gading, dst… Kedua poin itu bisa diaplikasikan lewat media blog yang sekarang bisa kita kelola menggunakan HP. Apalagi kemudian bisa membuat kita dikenal orang dan diundang kesana-kemari dan dibayar pula. Menulis di blog, mendokumentasikan apa saja yang terlintas dan nikmati hasilnya kemudian.

            Waktu 2 jam kuliah rasanya cepat berlalu. Namun banyak ilmu yang kami peroleh. Betapa pentingnya mendokumentasikan setiap kegiatan yang kita lakukan melalui blog agar kita bisa menyimpan dan membaginya pada orang lain. Selama ini saya kurang menyentuh blog saya. Namun saya bertekad ingin memberdayakan blog yang saya buat untuk mendokumentasikan setiap kegiatan dan peristiwa yang saya alami agar tersimpan jejak digitalnya di blog.

 

 


Membangun Branding Melalui Blog dan Media Sosial

 

 

Malam ini peserta kuliah menulis kedatangan narasumber yang luar biasa menginspirasi yaitu Bapak Namin AB Ibnu Solihin seorang founder https://motivatorpendidikan.com, motivator dan trainer pendidikan, pembicara seminar parenting, konsultan branding sekolah, dosen, blogger pendidikan, dan pegiat pendidikan. Jejak rekam karirnya di dunia training baik sosial maupun profesional lebih dari 15 tahun. Rentang waktu yang cukup lama untuk memberikan banyak manfaat pada banyak orang sebagaimana moto hidupnya “jadilah pribadi yang menginspirasi, menggerakan, dan meneladani”.  

Mengenal Sosok Narasumber

Dalam proses perjalanan hidupnya ayah 4 orang anak ini terus memantaskan dirinya untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Untuk menjadi orang yang bermanfaat maka tahapan yang harus dilakukan adalah belajar terlebih dahulu. Kemudian mengalami langsung dan setelah itu barulah memberikan manfaat pada banyak orang. Motivator hebat ini sangat konsen dengan keluarganya. Motivasi terbesarnya adalah ingin mewujudkan visi dan kurikulum keluarganya agar anak-anaknya menjadi pribadi yang soleh. Atas motivasi itu beliau mendidik anaknya dengan cara anak tanpa gadget, tv, dan bioskop. Ini sangat menarik sebab kehadiran perangkat elektronik tersebut bukan sesuatu yang asing bagi anak-anak sekarang yang lahir pada zaman digital. Apalagi di saat pandemi ini dimana proses pembelajaran dilakukan di rumah maka penggunaan alat komunikasi seperti HP sangat dibutuhkan untuk bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah. Langkah yang dilakukannya sebagai orang tua sangat menginspirasi dalam melindungi anak-anak agar tidak terpapar pengaruh negatif gadget. Untuk mengenal sosok inspiratif ini maka kita bisa melihat profil beliau di https://motivatorpendidikan.com/index.php/2015/08/29/profil-namin-ab-ibnu-solihin/. 

Membangun Branding melalui Blog dan Media Sosial

            Berkaitan materi malam ini tentang membangun branding melalui blog dan media sosial, peserta diminta untuk menyaksikan link youtube : https://youtube.com/watch?v=PFWf0-gerT8 tentang branding. Selanjutnya pak Namin membagikan materi tentang branding ini di slideshare https://www.slideshare.net/naminsekolahakhlak/membangun-branding-melalui-blog-danmedsosSeseorang wajib membranding dirinya apabila dia punya tujuan ingin dikenal publik agar ilmu yang dimilikinya bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Untuk bisa dikenal tentunya perlu media publikasi baik melalui blog maupun media sosial lainnya. Pengalaman sebagai blogger ditekuni  sejak tahun 2007 di sela-sela waktu luang saat istirahat mengajar. Temanya pun sangat beragam bahkan tulisannya lebih banyak berisi curahan hati. Lebih dari 1 blog pernah dibuat di blogspot.com namun pada akhirnya semua tulisannya dihapus sebab beliau merasa kurang layak untuk dibaca umum. Sekitar tahun 2013 beliau mengenal guraru.org sebuah blog yang diisi oleh guru-guru kreatif. Sejak saat itulah beliau berusaha untuk menulis dengan kualitas yang lebih baik lagi apalagi setelah beliau mengikuti Teacher Writing Camp angkatan ke-3 yang digagas Om Jay dan kawan-kawan. Pada tahun 2014 bersama Om Jay dkk kemudian menggagas berdirinya Komunitas Sejuta Guru Ngeblog yang salah satu kegiatannya dengan memberikan pelatihan guru ngeblog gratis se-Jabodetabek pada tahun 2014-2015. Sejak saat itulah awal beliau membangun branding lewat blog. Banyak gagasan tentang pendidikan beliau tulis di https://motivatorkreatif.wordpress.com. Akhirnya pada tahun 2015 beliau melaunching www.motivatorpendidikan.com yang berisi seluruh konten berbagai jenis program training yang dilakukannya.

Membangun branding perlu waktu dan kesungguhan serta sejalan dengan kompetensi yang kita miliki. Oleh karena itu, kita tidak boleh coba-coba membangun branding tanpa ilmunya. Konsistensi dalam menuliskan konten blog mutlak diperlukan. Misalnya kita ingin dikenal sebagai seorang pakar pendidikan maka kita harus konsisten terhadap konten blog yang fokus terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Sehingga orang menyebut kita sebagai seorang motivator pendidikan. Itulah branding yang akan kita sandang nantinya.

Blog yang kita kelola bisa juga memakai domain hosting yang berbayar. Hosting atau web hosting adalah sebuah tempat dimana file atau data yang diperlukan website disimpan serta dapat diakses dan dikelola melalui internet. File website yang disimpan pada hosting berupa video, gambar, email, script, aplikasi dan database. Jadi dengan kata lain hosting adalah tempat dimana website kita menyimpan file. Contoh website beliau www.motivatorpendidikan.com. Artinya domainnya com sedangkan hostingnya id webhost dengan kapasitas unlimited. Jadi jika kita sering publish materi di slideshare.net maka orang lebih banyak lagi merasakan manfaatnya. Kita juga lebih mudah dihubungi untuk menjadi pembicara, penulis atau konsultan sebab nama kita sudah dikenal dan alamatnya jelas

Berikut tips membangun branding :

Ö     Buat nama blog yang unik, simpel, mudah diingat sesuai branding yang telah ditentukan

Ö     Tulislah konten sesuai passion dan potensi terbaik yang dimiliki. Mulailah dari apa yang kita sukai

Ö     Agar konten yang ditulis berbobot maka kita wajib banyak membaca untuk menambah wawasan dan membuka jendela dunia

Ö     Sesuaikan konten dengan permintaan pembaca sebagai pengunjung blog

Ö     Kelola blog yang kreatif dan inovatif secara konsisten bila perlu pakai domain hosting berbayar.  

Ö     Saat menulis di blog jangan berpikir untuk menghasilkan uang. Tapi berpikirlah bahwa tulisan kita akan menginspirasi dan bermanfaat untuk orang lain. Hal itu akan mendatangkan kepuasan tersendiri. Rezeki juga insya Alloh akan datang dengan sendirinya

Ö     Tulisan tidak akan banyak bermanfaat bagi orang banyak jika hanya disimpan. Oleh karena itu share tulisan yang telah dibuat di blog atau slideshare sehingga manfaatnya banyak dirasakan oleh orang lain. Siapa tahu tulisan kita banyak yang suka dan akhirnya mengunduhnya. Atau ada penerbit yang tertarik dengan tulisan kita dan ingin dijadikan buku. Keajaiban menulis butuh proses. Siapa tahu dari tulisan kita akan menghasilkan keuntungan finansial.

Ö     Jangan jadi plagiator atau copy paste tulisan orang lain

Ö     Menulislah dengan percaya diri sesuai kapasitas diri yang kita miliki

Ö     Agar blog kita menarik minat orang untuk berkunjung maka desain blog harus simpel dan postingan berisi paduan tulisan, gambar, dan video.

Kesimpulan

Di akhir sesi narasumber menyampaikan kesimpulan sebagai berikut ini.

a.    Teruslah bersemangat untuk memantaskan diri menjadi pribadi yang menginspirasi, menggerakkan, dan meneladani

b.    Teruslah belajar dengan banyak sumber

c.    Banyak membaca buku sebab kita tidak mungkin bisa menulis jika malas membaca

d.   Jadilah sebaik-baik manusia yang bisa memberi manfaat untuk orang banyak

e.    Fokuslah menulis sesuai kemampuan kita

        Demikian pemaparan narasumber yang sangat inspiratif dengan memberikan pencerahan bagi peserta menulis dalam membuat branding melalui blog dan media sosial seperti slideshare. Semoga kita semua bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain sebagaimana yang telah dilakukan Bapak Namin AB Ibnu Solihin. Aamiin


Jumat, 03 Juli 2020

Mengelola Sekolah di Era Covid 19



Mengenal Sosok Narasumber

Malam ini pemateri yang akan berbagi pengalaman dalam mengelola sekolah di era covid 19 adalah seorang pendidik yang tangguh kelahiran Padang tanggal 13 Agustus 1968 bernama Dra. Betti Risnalenni, M.M. Lulusan IKIP Jakarta yang menjadi Wakil bendahara Ikatan Guru TIK PGRI ini memiliki banyak prestasi mulai dari guru dan kepala sekolah berprestasi se-Bekasi, juara 1 tokoh wanita berprestasi di bidang pendidikan dari walikota se-Bekasi, dan juara 1 wirausaha se-Jawa Barat. Beliau membuka kursus aritmetika setelah dilatih oleh pengajar dari Malaysia. Saat itu aritmetika belum banyak dikenal orang. Prinsip hidupnya yang “tak pernah lelah dalam mengajar” mengantarkan cita-citanya untuk bisa membuka sekolah yang bagus tapi bisa untuk siapa saja. Sungguh cita-cita mulia yang berhasil diwujudkannya dengan mendirikan Kelompok Belajar (KB)/TK/SD Insan Kamil di daerah Bantar Gebang Bekasi. Di sekolahnya untuk anak yatim dan tidak mampu tidak dipungut bayaran. Tidak harus bawa SKTM. Namun untuk yang mampu bayar normal dan bisa di sesuaikan dengan target cicilan bulanan. Hal ini sangat meringankan dan tidak memberatkan para orang tua yang menyekolahkan anaknya di Insan Kamil. Oleh karena itu, perkembangan sekolah ini maju pesat sampai membuka tiga lembaga yaitu KB, TK, dan SD. Lulusan sekolah ini banyak yang menjadi orang sukses termasuk mas menteri pendidikan Indonesia Bapak Nadiem Makarim.




Langkah-langkah Mendirikan Sekolah
·     Mendapat izin warga dengan bukti 100 tanda tangan. Lanjut ke RT/ RW
·   Izin ke Dinas Pendidikan dengan syarat harus ada murid supaya tidak fiktif. Selanjutnya tinggal menunggu uji kelayakan dari berbagai pihak terkait
·       Menyiapkan tanah seluas 300 meter persegi untuk TK dan 1000 meter persegi untuk SD
·       Mengurus perizinan membuat akte yayasan sampai Kemenhunkam

Mengelola Sekolah di Era Covid 19
Selama masa pandemi, sekolah Insan Kamil sebagaimana sekolah lainnya melakukan pembelajaran daring. Selain materi yang disampaikan dengan pembelajaran jarak jauh sekolah juga menugaskan para siswanya melakukan kegiatan di rumah yang berisi muatan life skill dan karakter.  Kolaborasi antar orangtua dan guru sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh. Misal dalam penggunaan HP supaya orang tua mendampingi anaknya dan membatasi penggunaan HP di luar aktivitas pembelajaran. Guru hendaknya memberikan pengertian bahwa menggunakan HP ada saatnya bukan tanpa batas. Siswa boleh memegang HP hanya selama berkomunikasi dengan guru dan juga boleh bermain game 15-30 menit. Siswa juga senang bisa melihat tugas mereka lewat instagram Insan Kamil. Kegiatan daring lainnya yang disukai siswa yaitu membuat kue. Untuk peserta didik baru diadakan pertemuan pada bulan Juni 2020. Semua siswa difoto di lingkungan sekolah. Kemudian dikasih permainan edukatif oleh gurunya. Dengan demikian mereka sudah mengenal gurunya masing-masing. Itu sebagai bentuk kegiatan orientasi di lingkungan sekolah.

Persiapan Menghadapi Tahun Pelajaran Baru 2020/2021
            Untuk menghilangkan kekhawatiran orang tua dalam menghadapi tahun pelajaran baru 2020/2021 walaupun di daerahnya termasuk zona hijau sekolah telah mengajukan permohonan membuka kelas ke dinas pendidikan dengan melengkapi video profil, surat persetujuan orang tua, dan program sekolah. Setelah dievaluasi pihak diknas baru ditetapkan keputusan apakah boleh tatap muka ataupun tetap melakukan PJJ karena dianggap belum siap melaksanakan tatap muka. Semua tergantung keputusan diknas dan persetujuan orang tua juga. Jika diizinkan untuk melakukan kegiatan tatap muka maka sekolah telah membuat protokol kesehatan sebagai berikut:
·       Menyiapkan peralatan sesuai protokoler pencegahan penyebaran Covid 19
·       Melakukan penyemprotan dengan cara disinfection secara berkala
·       Pengecekan suhu tubuh siswa saat memasuki area sekolah
·       Mencuci tangan sebelum masuk kelas
·       Menggunakan hand sanitizer setelah melepas sepatu
·       Menggunakan faceshield saat di ruang kelas
·       Sekolah menyediakan catering supaya terjamin makanannya
·       Saat pulang sekolah dibersihkan dengan disinfection.
Dalam mengelola sekolah ada beberapa tips yang diberikan yaitu :
1.    Menjaga kesolidan dalam satu lembaga sekolah. Organisasi manapun tanpa ada kerja sama atau rasa solid yang tinggi maka tidak akan berhasil. Oleh karena itu kesolidan harus dipelihara
2.  Bagi tugas berdasarkan kemampuan. Kerjasama yang baik sangat diperlukan. Jangan ada yang merasa sok jago dan sebaliknya jangan ada yang hanya bermasa bodoh
3.    Sering pantau dan sharing
4.    Pembayaran satu pintu. Boleh dicicil berdasarkan kemampuan tetapi tegas dan komitmen
5. Sering menghitung pemasukan dan pengeluaran minimal rencana per-tahunan harus cermat walaupun tujuan mendirikan sekolah bukan profit. Jangan sampai tekor yang nantinya akan membuat kita malas bekerja. Jadi harus pandai-pandai mengelola manajemen keuangan. Akan lebih mantap lagi jika sekolah memiliki koperasi
6. Sekolah juga harus memiliki nilai jual misalnya dengan membuat program unggulan sekolah seperti : kursus bahasa inggris dan ytarget lulus SD hapal 30 juz.

Kesimpulan
·      Kalau ada niat baik lakukanlah, insyaa Allah akan membantu. 
·    Kalau mengerjakan sesuatu, lakukanlah yang terbaik karena nilainya akan memperbaiki citra dan kehidupan kita.
·  Jangan mengharapkan untung atau uang saat membuka sekolah,atau melakukan sesuatu.  Tapi niatlah untuk  ikhlas. Insyaallah, jika kita ikhlas, rezeki pun akan datang dengan sendirinya.

Demikian rangkuman kuliah bagaimana mengelola sekolah di era covid 19 ini. Pemikiran dan pengalaman nara sumber penuh makna dan menginspirasi untuk mewujudkan prinsip keadilan dalam pendidikan. Semoga masa depan pendidikan kita menjadi lebih cerah dengan lahirnya generasi emas Indonesia yang berkarakter dan memiliki daya saing tinggi. Aamiin…



Refleksi bulan Januari 2021

                   Membuka tahun 2021 tepatnya tanggal 7 Januari saya mendapat kabar jika buku saya yang berjudul "Berbagi Motivasi dal...