Senin, 27 Juli 2020

Proses Penerbitan Buku




Proses Penerbitan Buku di Penerbit
Senin tanggal 6 Juli 2020 yang menjadi narasumber Kuliah Menulis adalah Bapak Edi S. Mulyanta dari penerbit Andi Yogyakarta. Beliau akan memaparkan tentang dunia penerbitan saat pandemi ini. Menurutnya, dunia penerbitan merupakan dunia bisnis semata yang tentunya diikuti juga dengan idealisme di dalamnya. Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada duit atau UUD (ujung-ujungnya Duit) dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan. Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.
Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan. Pada bulan Januari - Februari 2020 omzet toko buku masih sangat normal dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga. Setelah pak Jokowi mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Hal ini menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu gigi 1. Terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu sambil melihat keadaan.
Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di toko buku. Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapai angka di 80% di seluruh Indonesia berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New Normal. Setelah 3 bulan parkir di Pit stop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak. Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukan menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti. Melaju tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 – 3 bulan sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan. Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.
Menurut pengalaman identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Penerbit Andi beruntung tema-tema yang up to date mengenai virus corona telah ditebar ke penulis-penulis sebelumnya, sehingga dengan cepat mereka mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat. Kesiapan penulis dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit Andi mempunyai database penulis yang cukup baik sehingga dengan cepat dapat mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini dan dengan cepat dapat meramu materi kemudian launch dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Keputusan-keputusan strategik diperlukan mengingat ketidakpastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Penerbit Andi memarkirkan mesin-mesinnya hampir 50% untuk mengurangi beban biaya produksi sehingga otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya dikurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis. Buku-buku pendidikan tetap dipertahankan produksinya karena yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun sehingga produksi buku fokus ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya. Menurut pak Edi buku yang tidak lekang oleh jaman adalah :  (1)  Buku Pelajaran,    (2) Buku Anak, (3) Buku Teks, (4) Buku Motivasi dan Agama, (5) Buku Fiksi.
Banyak hikmah yang didapat kali ini. Di sisi penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu. Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.
Media WA yang dikelola oom Jay ini, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita. Semua perlu proses, latihan, dan kemauan. Komunitas belajar menulis seperti ini merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kali kita akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan. Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk kita mulai menulis karena di dalam blog tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang kita tawarkan.
Penerbit akan selalu melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan sehingga kemurnian keputusan di dasarkan oleh bisnis semata. Sehingga terkadang tulisan kita yang luar biasa tidak terlihat oleh penerbit yang hanya melihat business processnya saja, bukan writing processnya. Dengan sudut pandang ini, kita perlu sedikit berempati kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan adalah mencoba melihat visi misi penerbitan dan kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak best seller.
Penerbit Andi pernah melakukan perencanaan matang untuk membuat buku yang best seller. Tema yang dipilih luar biasa berbobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia internasional. Penerbit Andi mendorong pemasaran dengan luar biasa tetapi hasilnya cukup mengecewakan.
Perlu diketahui rahasia ini bahwa tidak ada buku best seller by design atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing. Laskar pelangi saat awal terbit, penulis tidak menyangka akan meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan dan meledak karena kekuatan word of mouth alias dari mulut ke mulut. Dari komunitas satu ke komunitas lain dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah dan terjadilah ledakan viral menjadikan buku tersebut best seller. Tidak ada desain awal dan tidak ada perencanaan untuk menuju best seller
Dengan berbagai pengalaman ini komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru. Penulis yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit, akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas, punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.
Untuk mulai membuat tulisan pilihlah tema yang disukai dan betul-betul dikuasai. Tulis dengan terstruktur dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman. Jika sudah percaya diri buat proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang akan ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat tema, judul utama, outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. Kita dapat sedikit "ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisan kita. Penerbit bukan maha tahu namun didasarkan pada data historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang belum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu untuk menyadarkan penerbit akan tema yang diangkat dalam tulisan kita. Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju, syukur-syukur tawarkan juga rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.
Di masa depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya. Media-media selain buku akan semakin banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.
Saat sesi tanya jawab dengan peserta ada beberapa poin yang disampaikan diantaranya sebagai berikut ini.
a.       Pada awal tahun penerbit Andi merencanakan untuk membeli mesin POD sehingga berapapun eksemplar dapat dilayani namun akibat pandemi belum bisa terwujud. Saat ini skala produksinya sangat optimal di angka minimal 300 eksemplar sehingga penerbit Andi menggunakan pagu angka tersebut supaya harga buku kompetitif. Beberapa variabel yang menjadi dasar pertimbangan harga buku seperti ukuran buku, spasi, margin, jenis kertas, finishing cover, dan banyak variabel lain lagi yang dihitung.
b.      Cover biasanya didesain oleh team penerbit. Penulis juga bisa memberikan deskripsi cover sesuai dengan yang diinginkan.  Team desainer akan menerjemahkan dalam bentuk desain cover. Biasanya ada 3 usulan desain, penulis dapat memilih salah satunya. Penulis dapat mengusulkan cover jika mempunyai kemampuan untuk membuat cover. Nanti biasanya rapat desainer akan menentukan desain penulis dapat digunakan atau tidak.
c.    Untuk ilustrasi buku, berhubung internal perusahaannya tidak ada devisi illustrator maka biasanya penulis akan dihubungkan dengan illustrator koleganya. Silakan penulis dapat berdiskusi dan menentukan bentuk kerjasamanya.
d.      Buku-buku yang kadung masuk di antrian memang cukup banyak, terbentur off nyaris 4 bulan tidak produksi sehingga antrian belum terurai. Untuk ke depan akan mencoba kanal E-Book untuk mengurai kemacetan produksi cetak offline dan akan menggunakan jalur Google Play/Google Books untuk mempublishnya. Saat ini sedang uji coba secara teknis keamanan dan metoda pembayaran royalty ke penulis. Semoga lolos uji sehingga karya penulis dapat di-monetize di google play tanpa terikat jumlah eksemplar. Untuk cetak kertas penulis Andi tetap akan melakukan sesuai situasi ke depan.
e.       Puisi bukan passion penerbit Andi sehingga penerbit selalu gagal dalam memasarkan buku puisi. Untuk saat ini penerbit Andi memutuskan tidak menerbitkan puisi kecuali di biayai sendiri oleh penulisnya dengan minimal jumlah 300 eksemplar. Namun ke depan dengan membuka kanal e-book tingkat terbit karya sastra, puisi, antologi pusi mendapat kesempatan untuk diterbitkan dalam bentuk e-book.
f.       Kita dapat menggunakan aplikasi writer plus untuk menjadikan lisan kita menjadi tulisan yang siap diedit. Salah satu aplikasi yang dapat menuliskan perkataan kita yaitu : https://play.google.com/store/apps/details?id=co.easy4u.writer&hl=in

Kesimpulan
Di akhir sesi pak Edi mengajak peserta untuk tetap mendokumentasikan pencarian keilmuan kami. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi penulis dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu penulis akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi penulis dalam bentuk buku akan dikirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang akan dapat menelusuri jejak langkah dokumentasi kita dalam bentuk tulisan dan menuju keabadian. Dunia tulis menulis tidak akan mati. Terus berkarya bagaimanapun keadaannya karena di luar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keinginantahuannya dari tulisan kita.

1 komentar:

Refleksi bulan Januari 2021

                   Membuka tahun 2021 tepatnya tanggal 7 Januari saya mendapat kabar jika buku saya yang berjudul "Berbagi Motivasi dal...